Warga Pra-Sejahtera di Lampung Tengah Derita Tumor Rahang: Tutik Butuh Uluran Tangan Pemerintah dan Dermawan

rdtratud | 15 April 2025, 23:49 pm | 29 views
Lampung Tengah~R-D-TNews~Di tengah geliat pembangunan dan semangat pemulihan ekonomi pasca-pandemi, masih ada warga Lampung Tengah yang berjuang dalam sunyi melawan penyakit yang mengancam nyawa. Tutik (39), ibu dua anak asal Dusun III, Kampung Sidowaras, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, kini terbaring lemah karena tumor ganas di rahangnya. Harapannya untuk sembuh seakan pupus, bukan karena kurangnya semangat, melainkan karena keterbatasan biaya.
Sudah hampir lima bulan pengobatannya terhenti. Padahal dokter dari RS Hermina Bandar Lampung telah menganjurkan tindakan operasi pemasangan pen rahang dengan biaya sebesar Rp15 juta. Tanpa tindakan itu, pertumbuhan tumor di rahang Tutik yang sudah menjalar ke tulang akan semakin sulit dikendalikan. Kini, tumor di mulutnya mengeluarkan darah setiap hari, dan ia kesulitan membuka mulut.
Suaminya, Taufik, seorang buruh tebang tebu dengan penghasilan tidak menentu, tak kuasa membendung rasa putus asa. Mereka tergolong keluarga pra-sejahtera, dengan dua anak yang masih duduk di bangku sekolah. Di tengah beban hidup yang berat, mereka hanya bisa berharap keajaiban datang dari tangan-tangan yang peduli.
“Kalau bukan karena tidak mampu, mana mungkin kami menunda pengobatan,” lirih Taufik.
Foto: Tutik Sedang Duduk Didalam Rumahnya
Kondisi ini seharusnya menjadi alarm bagi kita semua, terutama bagi pemerintah daerah dan perangkat terkait. Masih ada warga yang tak sanggup menjangkau pelayanan kesehatan karena himpitan ekonomi. Perlu ada perhatian nyata dan tanggap darurat sosial untuk kasus-kasus seperti yang dialami Tutik.
Melalui inisiatif kemanusiaan, Relawan Kemanusiaan mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pihak pemerintah, dinas sosial, dan tokoh daerah untuk bergotong royong menyelamatkan nyawa Tutik.
Donasi dapat disalurkan melalui:
Rekening BRI 570401026057533
a.n. Rina Widya Ramadhani
(Relawan Kemanusiaan)
Harapan itu masih ada, selama masih ada empati dan aksi. Mari buktikan bahwa negara hadir, bukan hanya dalam pidato, tapi dalam tindakan nyata. Jangan biarkan Tutik berjuang sendirian.{Rina}
Berita Terkait