Sunyi di Tengah Keramaian – Misteri Malam Berdarah di Pulau Legundi

rdtratud | 7 April 2025, 23:09 pm | 143 views
Pesawaran~R-D-TNews~Pulau Legundi– Malam itu seharusnya seperti malam-malam biasa. Tarawih di musala kecil Dusun Siuncal baru saja selesai. Angin barat berembus lembut, menyapu pucuk pohon kelapa yang bergoyang perlahan. Tapi suasana tenang itu seketika berubah menjadi kepanikan yang membekas di ingatan banyak warga.
“Saya dengar teriakan istri Safarudin, katanya suaminya akan digorok,” kata seorang warga yang rumahnya tak jauh dari dermaga. “Tapi yang terjadi setelah itu… lebih gila dari apa pun yang pernah kami bayangkan.”
Warga berkumpul, bukan untuk melerai—melainkan menyaksikan sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi di kampungnya sendiri. Dalam hitungan menit, karung besar dan tali dibawa ke rumah almarhum Aliyan. Lima menit kemudian, sekelompok orang memikul sesuatu menuju dermaga… dan hilang dalam gelapnya laut.
Jejak Karung, Laut, dan Ombak
Versi aparat kepolisian menyebut bahwa korban sempat membacok keponakannya lebih dulu. Namun, keluarga korban dan beberapa saksi punya cerita berbeda. Mereka menyebut ada unsur kesengajaan dan perencanaan dalam tindakan yang terjadi malam itu.
“Mereka masuk rumah bapak saya sambil bawa karung, tali, dan ramai-ramai… itu bukan spontan, itu niat,” ucap Arina, menekankan.
Pertanyaan terbesar saat ini: di mana jenazah Aliyan? Hingga kini, pencarian belum membuahkan hasil. Ombak barat malam itu membawa tubuh yang dibungkus karung entah ke mana. Tanpa jasad, keluarga kesulitan memperjuangkan keadilan secara utuh.
Warga Terpecah, Kampung Jadi Dingin
Pasca kejadian, suasana di Dusun Siuncal membeku. Warga terbagi dua: yang membela keluarga pelaku, dan yang diam dalam ketakutan. Bahkan, Kepala Dusun pun hanya bisa berkata, “Anggap saja takdir, jangan diperpanjang.” Kalimat itu, bagi keluarga korban, lebih tajam dari pisau yang disebut sempat diayunkan malam itu.
“Kalau pembunuhan dibilang takdir, bagaimana kalau besok ada lagi? Apa kami harus diam terus?” Arina mengelus dada.*
Berita Terkait