Jangan Biarkan Kedengkian Bersarang di Hatimu

rdtratud | 15 Juni 2025, 06:19 am | 71 views

 

Oleh: Apud Gusman
Dalam kehidupan yang penuh dinamika ini, kita sering kali dihadapkan pada berbagai ujian hati—salah satunya adalah kedengkian. Iri hati yang menjelma menjadi racun dalam jiwa, kerap membuat kita gelisah atas kebahagiaan orang lain, dan tanpa sadar menggerogoti ketenangan batin sendiri. Padahal, ada satu jalan sederhana yang diajarkan agama dan budaya kita untuk membersihkan hati dari prasangka: silaturahmi.
Silaturahmi bukan sekadar tradisi bertamu atau berbasa-basi saat lebaran. Ia adalah jembatan kasih yang mampu menghapus prasangka dan menyuburkan keikhlasan. Ketika dua hati bertemu dalam suasana saling menghargai, rasa iri akan luruh. Praduga yang dibangun oleh bisikan emosi pun bisa berubah menjadi pemahaman dan empati.
Dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh HR Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka pereratlah tali silaturahmi.”
Pesan ini jelas dan mendalam. Silaturahmi tidak hanya berdampak sosial, tapi juga membawa berkah dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang sukses bukan hanya karena kerja kerasnya, tapi juga karena relasi sosial yang ia jaga dengan tulus. Panjang umur bukan hanya soal angka, tapi juga tentang umur yang penuh kebermanfaatan.
Bayangkan jika kedengkian terus dipelihara. Apa yang terjadi? Retaknya hubungan, pudarnya kepercayaan, dan hilangnya keberkahan hidup. Kedengkian tidak pernah melahirkan solusi, ia hanya menciptakan jarak dan perpecahan.
Sebaliknya, ketika kita membuka diri untuk menyapa, mengunjungi, dan menyambung komunikasi yang sempat terputus, hati menjadi lapang. Yang semula renggang menjadi dekat, yang semula curiga menjadi percaya. Itulah kekuatan silaturahmi—menghidupkan sisi kemanusiaan kita yang paling hakiki: saling menyayangi.
Mari, kita mulai dari hal kecil. Kirim pesan kepada saudara yang lama tak terdengar kabarnya. Kunjungi tetangga yang sedang sakit. Maafkan teman yang pernah berselisih paham. Karena pada akhirnya, bukan banyaknya harta yang membuat hidup tenang, melainkan bersihnya hati dan hangatnya hubungan antarsesama.
Jangan biarkan kedengkian bersarang di hatimu. Rawatlah silaturahmi, karena di sanalah letak keberkahan hidupmu.
Berita Terkait